Bandarlampung, KabarSejagat.com – Memasuki H-8 Pemilu 14 Februari 2024, relawan pemenangan dan simpatisan pendukung capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD (Ganjar-Mahfud) di Lampung terpantau terus memperluas cakupan daya spektrum teritori politik, dan mempertajam daya setrum kinerja politik pemenangan elektoral duet pasangan calon (paslon) latar anak pensiunan polisi dan anak pensiunan pegawai kecamatan tersebut.
Sebagaimana terangkum, para relawan dan simpatisan Ganjar-Mahfud terus membekali diri, orang terdekat, tim, jejaring, dan basis massa dengan senjata legal pengetahuan seputar dasar hukum pelaksanaan tahapan pemungutan dan penghitungan suara.
Mereka pun berinisiatif untuk sebisanya mempersiapkan tenaga sukarelawan yang menjalankan fungsi cadangan saksi TPS, kurir atau perbantuan mobile, dan pengamanan pengawalan surat suara dan kotak suara di TPS setempat hingga batas penghitungan suara hasil proses pencoblosan berjenjang dinyatakan usai dan terlampaui.
Serta, secara sederhana dengan peraga ala kadarnya, mengedukasi tatacara teknis pencoblosan surat suara kepada jejaring basis massa rakyat calon pemilih Pileg-Pilpres 14 Februari 2024 sebagai deteksi dini agar keabsahan suara yang akan pemilih salurkan di TPS terjamin. Sekaligus terjaga.
Dalam hal ini, demikian salah satu pimpinan relawan, Ketua DPD Jaringan Kawan Ganjar (Jangkar) Merah Putih Lampung, Wahyudi Hasyim, via pesan singkat Senin (5/2/2024), mempermaklumkan pihaknya berupaya sekerasnya untuk memedomani tiga pesan direktif capres sat set berambut putih Ganjar Pranowo seperti terakhir dibunyikan.
Oleh, Sekjen DPP PDI Perjuangan yang juga Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Hasto Kristiyanto, dalam orasi politiknya pada kampanye terbuka rapat umum peserta Pemilu Legislatif 2024 taja PDI Perjuangan Lampung di Lapangan Kampung Sawah Brebes, Tanjungkarang Timur, Bandarlampung, pada 28 Januari 2024 lalu.
Sejurus, yang dimaksud, penggalan orasi politik Hasto Kristiyanto membakar spirit ribuan massa kader, pengurus, anggota, dan caleg DPR, DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota dari PDI Perjuangan, sejumlah kader-caleg sejawat parpol pengusung dan pendukung lainnya (PPP, Partai Hanura, Partai Perindo), serta relawan-simpatisan Ganjar-Mahfud peserta kampanye dari 15 kabupaten/kota se-Lampung tersebut, berikut.
Terbiasa, teruji dalam banyak kesempatan, berhasil mengkomunikasikannya interaktif, “Bapak ibu dan saudara-saudara sekalian, untuk menang (Pileg-Pilpres) kita perlu bekerja keras. Untuk menang kita perlu untuk memeras keringat kita. Sanggup? (Sanggup!)” tanya Hasto, berbalas kata senada “sanggup” dari massa kampanye 28 Januari lalu itu.
Mengapa, lanjut Hasto, “karena pak Ganjar dan pak Mahfud tidak bisa sendirian. Pak Ganjar dan Prof Mahfud tidak punya harta triliunan, karena pak Ganjar-Mahfud adalah kita, pak Ganjar adalah presiden rakyat, presiden wong cilik, akan fokus pada masalah ekonomi, ekonomi, dan ekonomi. Sementara Prof Mahfud fokus pada hukum yang berkeadilan untuk rakyat.”
“Berbeda dengan yang lain, punya dana banyak, triliunan. Bansosnya luar biasa. Kemarin ditemukan ada beras capnya Bulog, tetapi disitu ada gambar (paslon) nomor dua. Itu betul atau tidak? (Tidak!) Itu menyalahgunakan kekuasaan, tidak? (Ya!) ”
Hasto pun kemudian menggarisbawahinya. “Itu menyalahgunakan kekuasaan, saudara-saudara sekalian. Maka, pak Ganjar tidak punya beras berton-ton, pak Ganjar tidak punya harta triliunan. Tetapi pak Ganjar punya komitmen terhadap nasib bangsa ini kedepan. Nasib Indonesia, nasib rakyat, kita semuanya,” intensinya.
“Untuk itu kami mengharapkan H-17 ini, mari kita bergerak turun ke bawah. Tiada hari tanpa door to door, tiada hari tanpa pergerakan, mendatangi pintu-pintu rakyat. Sanggup? (Sanggup!) Siap? (Siap!)”
“Kalau ada intimidasi, bagaimana?” Hasto Kristiyanto bertanya. Lawan, pekik massa. “Kalau ada yang nekan-nekan, jangan ikut kampanye, gak usah dukung pak Ganjar, dukung yang lain saja, bagaimana?” gestur Hasto bak beri jeda massa menjawabnya.
“Di Sulawesi, di Sulawesi, kemarin kami menemukan banyak intimidasi yang ditujukan kepada para kepala desa, yang dilakukan oleh oknum-oknum aparat di Sulawesi. Tetapi saya yakin, di Lampung ini aparatnya baik-baik semuanya, saudara-saudara sekalian. Nah di Sulawesi sana, kepala desanya didatangi, lalu oknum ini bertanya, ‘kalau masih mau tidur sama istri kamu, maka dukung pasangan nomor dua.’ Ini di Sulawesi, saudara-saudara sekalian.”
“Saya yakin di Lampung ini tidak ada, betul? Tetapi kalau ada intimidasi, siap lawan? (Lawan!) Siap membela kebenaran? (Siap!) Siap berjuang untuk presiden rakyat: Ganjar? (Siap!) Terima kasih atas kesiapan bapak ibu dan saudara-saudara sekalian. Karena, yang tidak bisa dihadapi oleh intimidasi adalah pergerakan rakyat,” dedahnya mencerahkan.
“Bung Karno berpesan kepada kita semua, bapak bangsa kita, bapak bangsa kita Bung Karno rela menderita, bertahun-tahun dipenjara, selalu bergema semangat juangnya, karena keyakinan bahwa Indonesia bisa merdeka. Maka kita saat ini sudah merdeka, tetapi akan ada suatu ancaman otoritarianisme baru, suatu ancaman pemerintahan otoriter, yang mencoba membungkam suara rakyat,” kali ini, mantan aktivis Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia ini menyengat alarm pengingat.