Tetiba, Aktivis 98 Muzzamil Endorse Nanda-Lenida, Duet Maut Pilbup Pesawaran

Redaksi
Duet Nanda Indira Bastian dan Lenida Putri (Nanda-Lenida) usulan duet maut Muzzamil. | dok.

Bandarlampung, KabarSejagat.com – Tak ada gerimis tak ada hujan, tetiba saja, aktivis 1998 Lampung, Muzzamil, merilis endorsement politik usulan kandidat Pilkada 2024 Kabupaten Pesawaran.

Muzzamil menyebut satu nama: Lenida Putri, politisi legislator Partai Gerindra setempat, Sekretaris DPC Partai Gerindra cum anggota DPRD Kabupaten Pesawaran saat ini dapil 2 Kecamatan Tegineneng, dan kembali terpilih periode mendatang dapil yang sama.

Yang, dia usulkan untuk diusung sebagai bakal calon wakil bupati (bacawabup) untuk mendampingi bakal calon bupati (bacabup) setempat dari PDI Perjuangan, Nanda Indira Bastian Dendi Ramadhona, atau Nanda Indira.

“Izinkan saya Muzzamil, salah satu eksponen gerakan reformasi 98 di Lampung, dengan segala kerendahan hati, usulkan kepada PDI Perjuangan, parpol pemenang Pileg 2024 tingkat nasional dan pengusung bacabup Pesawaran Nanda Indira, dan Partai Gerindra, parpol pemenang Pileg 2024 tingkat Provinsi Lampung dan Kabupaten Pesawaran untuk menduetkan Nanda Indira dan Lenida Putri sebagai pasangan calon di Pilbup 2024 nanti,” ujar Muzzamil melalui keterangan tertulisnya di Bandarlampung, pada Selasa (23/7/2024).

Muzzamil mengintensi, usulannya tulus bukan karena fulus, murni dari hati bukan lantaran pesan sponsor atau tendensi tertentu.

Serta, dia niatkan, dari itu disampaikan secara terbuka dengan disertai disclaimer tanpa dikomunikasikan terlebih dahulu dengan seluruh nama pihak yang dia sebut, berbasis dua poin rasionalisasi politik pribadinya.

Pertama, pertimbangan humanis. “Suami Nanda, Bro Dendi Ramadhona saya kenal jauh dari zaman masih kuliah di Bandung, kenal dekat zaman sampai dia bupati dua periode. Pascareformasi 1998, Pemilu 1999, lantaran aktivitas politik, selaku kader, pernah Ketua PRD Lampung Selatan, saya kenal Bang Zulkifli Anwar ayah Dendi mertua Nanda, terkait banyaknya advokasi kasus rakyat tertindas korban sengketa agraria warisan rezim Orde Baru dan penindasan politik atas petani, rakyat pedesaan, buruh, lainnya yang pascareformasi semua terkuak dan Bang Zul termasuk bagian ‘cuci piring’nya,” ungkap dia.

Kemudian, “Lenida Putri, ini teman saya dari zaman sekolah, beda jurusan, di SMA Negeri 1 Pringsewu dulu sampai kami sekelas Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Unila angkatan 1997. Leni sempat kerja swasta, menikah, tahu-tahu kabar jadi anggota DPRD. Komunikasi selaku sejawat di grup IKA Pemerintahan FISIP Unila. Saya hanya monitor jauh saja, saya merilis ini pun tak ada komunikasi sebelumnya ke dia,” imbuh Muzzamil.

“Hanya monitor jauh, tidak merasakan, kalau ditanya kinerja legislator dia. Sederhana, jika tak baik kinerjanya mana mungkin terpilih lagi periode 2024-2029 ini. Yang saya tahu, Leni tak pernah absen dampingi, maupun mewakili kalau Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani berhalangan hadir reses dapil,” tandasnya.

Muzzamil, sohib korban tewas Tragedi UBL Berdarah 28 September 1999 M Yusuf Rizal (Ijal) ini bilang, dirinya beranikan diri merilis endorsement-nya ini usai simak pernyataan pers Nanda; bacawabupnya dari Gerindra.

“Nanda, atau lengkap gelar Hj. Suntan Putri Nata Makhga Nanda Indira Dendi, S.E., M.M., bilang begitu, doorstop sela konsolidasi PDI Perjuangan se-Lampung kemarin (22 Juli 2024). Baca beritanya, sekelebat kontan ingat pemikiran saya tempo hari musim kampanye Pemilu lalu, saya nyeletuk sendiri dalam hati, Nanda-Lenida. Demi Allah, gak selamat dunia akhirat jika bohong atau ngarang-ngarang,” Muzzamil coba meyakinkan.