H-8, Guntur & Jangkar Merah Putih Gencar Sosialisasi Cara Nyoblos Surat Suara Paslon 03

Redaksi
Ketua DPD Ganjar Untuk Rakyat (Guntur) Lampung cum Koordinator Wilayah (Koorwil) Sumatera II DPP Guntur, Eliya Nurita (ketiga dari kiri) dalam sebuah kesempatan konsolidasi akbar relawan Ganjar-Mahfud Lampung. | Muzzamil

“Untuk itu saudara-saudara sekalian, dengan melihat komitmen bapak ibu dan saudara-saudara sekalian, kami percaya, kami yakin, bahwa masyarakat Lampung adalah masyarakat yang sadar politik, betul? (Betul!) Masyarakat Lampung adalah masyarakat yang melek secara politik sehingga tidak akan membiarkan berbagai bentuk mengkerdilkan suara rakyat terjadi,” sulut Hasto.

“Karena itulah sekali lagi, pesan dari pak Ganjar-Mahfud, 17 hari kedepan kita buktikan bahwa kekuatan rakyat adalah kekuatan kemenangan rakyat yang menjadi juara, saudara-saudara sekalian. Mengapa saya tekankan ini, karena di pasangan nomor dua sana, ada yang mengatakan bapak Prabowo pak Gibran didukung oleh lebih dari 30 persen pengusaha yang menyumbang perekonomian nasional. Buat apa didukung pengusaha besar, kalau akhirnya menindas rakyat, saudara-saudara sekalian!” gas Hasto berapi.

“Untuk itu, sekali lagi, kekuatan Ganjar-Mahfud terletak pada kekuatan rakyat. Kekuatan Ganjar-Mahfud terletak pada gotong royong dari seluruh rakyat Indonesia,” dia impresif.

“Jangan lihat hasil survei, karena survei sudah dimanipulasi. Yang kita (lihat adalah) sentimen positif bahwa pak Ganjar dan Prof Mahfud memiliki sentimen positif yang terbesar karena pak Ganjar-Mahfud tidak pernah melanggar hukum, betul? (Betul!), tidak pernah melanggar etika, betul? (Betul!), pak Ganjar-Mahfud keluarganya baik-baik saja, betul? (Betul!)”

“Untuk memimpin Indonesia, harus dibuktikan. Memimpin keluarga dulu, sanggup atau tidak. Kalau memimpin keluarga saja tidak sanggup, jangan memimpin Indonesia Raya yang besar ini, saudara-saudara sekalian.”

“Untuk itu sekali lagi, saya perjaga. Pesan pak Ganjar-Mahfud, yang pertama, 17 hari kedepan bergerak turun ke bawah menyatu dengan kekuatan rakyat,” sebut dia.

“Pesan yang kedua, siapkan saksi-saksi Pemilu dengan sebaik baiknya. Jangan biarkan suara kita dicolong, siap? (Siap!) Jangan biarkan suara Ganjar-Mahfud dicuri, siap? Untuk itu saksi harus dipersiapkan. Kami juga mohon bantuan untuk PDI Perjuangan, PPP, Perindo, Hanura, untuk sama-sama kita dukung. Karena pak Ganjar-Mahfud menjadi presiden perlu dukungan partai politik dengan kursi yang sebanyak-banyaknya. PDI Perjuangan, PPP, Perindo dan Hanura,” sebutnya lagi.

“Pesan yang ketiga, pesan yang ketiga dari pak Ganjar-Mahfud sangat penting: ajari rakyat cara mencoblos yang baik. Yaitu nomor 1 dibuka saja, nomor 2 dilihat, nomor 3 dicoblos. Rambutnya apa? (Putih!) Coblos rambut putih. Kita ulangi lagi coblos rambut putih. Terima kasih. Selamat berjuang. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Om Shanti Shanti Shanti Om. Merdeka! Ganjar Pranowo! (Presiden!) Ganjar-Mahfud! (menang menang menang!)” tuntas Hasto diriuhi massa.

Selanjutnya Hasto, bersama Ketua DPD PDI Perjuangan Lampung Sudin, dua wakil ketua TPD Ganjar-Mahfud Lampung lainnya yakni Ketua DPD Partai Hanura Lampung Mukti Shoheh dan Ketua DPW Partai Perindo Lampung Brigjen TNI Purn Toto Jumariono, serta Ketua TPD Ganjar-Mahfud Lampung yang sejak 18 Mei 1989 hingga kini dikenal luas Raja Kerajaan Sekala Brak Kepaksian Pernong gelar Sultan Pangeran Raja Selalau Pemuka Agung Dengian Paksi Sekala Beghak Yang Dipertuan Agung XXIII Paduka Yang Mulia (PYM) Saibatin Puniakan Dalom Beliau (SPDB) Brigjenpol Purn Edward Syah Pernong karib Pun Edward, kontan melakukan simulasi pencoblosan contoh replika surat suara tanda gambar paslon Ganjar-Mahfud.

Dari itu, Ketua DPD Jangkar Merah Putih Lampung, Wahyudi Hasyim, mengintensi, ketiga pesan capres Ganjar Pranowo seperti Hasto sampaikan itu menjadi basis pijakan pihaknya, yang diturunkan dalam bentuk kerja komando di organ relawannya, mau pun dalam bentuk kerja koordinasi ketat sinergi pihaknya dengan kekuatan pro Ganjar-Mahfud di Lampung lainnya.

“Pesan mas Ganjar itu terang benderang. Terus jaga basis, jaga iman dan jaga imun politik karena serangan penggembosan terutama iming-iming kubu sebelah ini luar biasa masifnya. Semua lewat, kalau kita ada bersama rakyat, berada ditengah massa. Itu kami keras betul soal ini,” kata Wahyudi.

“Jangan sampai istilahnya, sudah begitu, sedemikian sabar bu Mega [Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri] itu, PDI [Perjuangan] itu, juga para relawan Jokowi garis lurus yang patuh pada Tuhan, taat pada konstitusi, setia pada rakyat, itu, dibokong, dikhianati, ditikam oleh sosok yang siang malam mereka perjuangkan sampai menang dua kali Pilpres, lalu kami relawan Ganjar-Mahfud ini gegara duit segepok berpaling dari 03. Rugi dong!” ujar Wahyudi ketus pula.

Lalu, imbuh aktivis antikorupsi, Koordinator LSM Gerakan Pembangunan Anti Korupsi (GEPAK) Provinsi Lampung ini, soal saksi.

“Kalau soal saksi ini pastinya, relawan kami, kami arahkan terus perkuat komunikasi, perketat koordinasi, merapat ke barisan empat partai politik pengusul! Iya dong, terus bareng caleg-caleg partai pengusul, kerjakan mana yang bisa dikerjakan bersama. Masa musuhan sama caleg PDI Perjuangan, PPP, Hanura, Perindo? Konyol itu. Belajar lagi berpolitik yang lurus. Saya marah betul kalau dengar ada relawan kami, antipartai. Ini mau rebut kekuasaan konstitusional, bos! Pintunya itu ya partai politik, gitu,” ujar Wahyudi, meski dia bukan kader parpol, tapi tidak antipartai.

Selanjutnya Wahyudi menggarisbawahi, memasuki H-8 Pemilu ini, seluruh relawan Ganjar-Mahfud juga mesti rehat “orat-oret” sejenak, menghimpun kembali, mendata ulang, memetakan lagi, merumuskannya segera setelahnya, semua target capaian kerja politik pemenangan baik yang belum, yang sedang, mau pun yang di waktu efektif hari kalender sepekan kedepan yang tersisa yang belum atau belum sempat dikerjakan.

Seperti halnya, pihaknya belajar banyak dari pengalaman sejarah elektoral pada empat momen kandidasi politik Ganjar: Pileg 2004 dan 2009, Pilgub Jateng 2013 dan 2018.

Dengan mempelajari historiografi rekam jejak sejarah perjalanan sukarelawan politik nonpartisan sejak Pemilu 1999 yang baru mewujud jadi kekuatan politik riil alternatif di luar kekuatan parpol pengusung capres dan cawapres pada Pemilu 2014.