Jerih Samsudin, Legasi Baru Dari Kota Baru

Redaksi

Beda Gubernur, beda legasi.

Kawasan Kota Baru Lampung, ujar data Kartu Inventaris Barang Pemprov Lampung 2022, luasnya 1.580 hektare. Proses pembangunan perdana kompleks perkantoran, meliputi gedung Pemprov dan DPRD Provinsi, Masjid Agung, RSUD Bandar Negara Husada, dan Rusun PNS RSUD Bandar Negara Husada, telah sejak 2011, tahun kedua Kyay Oedin sapaan Sjachroedin ZP menjabat atau tahun ketujuh dari total sembilan tahun menjabat.

Olah data Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD) Pemprov Lampung Tahun Anggaran 2023, di kawasan tersebut telah berdiri 51 unit bangunan dan gedung aset milik Pemprov Lampung dengan nilai aset tidak kurang dari Rp503.601.463.994,13 (Rp503,6 miliar) lebih.

Alias, telah meningkat sekitar Rp200 miliar lebih dari total pagu penganggaran biaya pembangunan tahun jamaknya, Rp300 miliar.

Baru terdapat dua gedung bangunan yang telah dimanfaatkan, yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bandar Negara Husada, dan Rumah Susun peruntukan pegawai RSUD ini.

Pj Gubernur Lampung ketiga, Dr Samsudin datang ke lokasi 14 Juli 2024, dan gegerkan jagat raya daerah, akan menyulap area kawasan sebagai lokus Upacara Penaikan sekaligus Penurunan Bendera Merah Putih Peringatan HUT ke-79 RI 17 Agustus 1945 pada Sabtu 17 Agustus 2024 mendatang.

Poin kunci lainnya, hingga akhir masa dia bertugas di Lampung, dia menargetkan selemah-lemahnya iman, (belajar dari, referensi kisah sukses Bakauheni Harbour City?), pembangunan Kota Baru Lampung dapat masuk program pemerintah pusat, Proyek Strategis Nasional (PSN) 2024-2029.

Hari ini, Kamis (15/8/2024), Pj Gubernur Lampung Dr Samsudin melalui fasilitasi teknis Bappeda setempat menggagas Seminar Pembangunan Kota Baru Lampung 2024 ini.

Pj Gubernur Samsudin menerangkan Pemprov Lampung terus berupaya, pengembangan kawasan Kota Baru terus berjalan, demi untuk menjawab berbagai permasalahan kejenuhan Kota Bandarlampung dengan ragam masalah yang menyebabkan tingginya beban spasial di antaranya kemacetan, permasalahan banjir, kekeringan, berkembangnya kawasan kumuh dan kawasan ilegal (slum and squatter area).

Kondisi tersebut jua yang jadi dasar pemikiran memindahkan aktivitas pusat pemerintahan Provinsi Lampung ke kawasan Kota Baru di Jati Agung Lampung Selata. “Pemilihan Jati Agung sendiri juga telah melalui beberapa pertimbangan dan kajian,” pengingatnya.

Samsudin bilang, pengembangan Kota Baru sangatlah penting bagi Lampung. “Kota Baru, bukan hanya sekadar memindahkan ibu kota provinsi ke wilayah yang baru. Lebih dari itu, Kota Baru diharapkan dapat menjadi engine of growth atau mesin penggerak bagi tumbuhnya pusat kawasan baru di luar Kota Bandarlampung,” intensinya.

Keberlanjutan pembangunan kawasan Kota Baru diharapkan dapat menjadi pendorong tumbuhnya berbagai investasi baru di sekitar kawasan, tak hanya di sektor properti, juga di sektor lain seperti fasilitas pendidikan, olah raga, perdagangan, akomodasi dan restoran, ruang terbuka hijau, transportasi, dan industri. Ragam investasi ini jua diharap meningkatkan pertumbuhan ekonomi Lampung.

Pembangunan kawasan Kota Baru diharapkan mampu membangun budaya kerja baru, mindset baru. “Dan Kota Baru sebagai basis ekonomi baru di Provinsi Lampung,” sebut dia, kawasan ini berpotensi pengembangan besar misal dari sisi lokasi, berposisi strategis deka beberapa titik pusat kegiatan penting, antara lain kawasan pendidikan tinggi Unila, ITERA, UIN Raden Intan Lampung (LARAIN), Kawasan Industri Lampung (KAIL), dan sentra pergudangan di Tanjung Bintang, pusat bisnis dan perdagangan Kota Bandarlampung.

“Dari sisi aksesibilitas, kawasan Kota Baru juga cukup mudah, dekat dua titik akses Jalan Tol Trans Sumatera, yaitu Gerbang Tol Kota Baru dan Gerbang Tol Lematang.”

“Pemerintah Provinsi Lampung saat ini sedang mengupayakan kawasan Kota Baru bisa jadi satu bagian dari Proyek Strategis Nasional, setidaknya mendapatkan dukungan prioritas secara nasional. Karenanya kami imbau narasumber dan peserta seminar dapat beri saran masukan atas usaha-usaha dalam melanjutkan pengembangan kawasan Kota Baru menjadi pusat pertumbuhan baru di Provinsi Lampung,” asa Samsudin.

“Kotabaru gunungnya bamega”, bait kedua lirik lagu daerah Kalimantan. Adakah nanti saat seluruh peserta upacara 17 Agustus 2024 di sana, kawasan Kota Baru Lampung, ikuti instruksi aba-aba sang Komandan Upacara, “hormat gerak…!”, Kota Baru Lampung bakal demikian”bamega”? (Red/Muzzamil)