Lampung Barat, KabarSejagat.com – Kuntau Semende (Semendo) Seni Beladiri Tradisional yang biasa digunakan dalam acara pernikahan, hajatan maupun even-even budaya daerah. Sejenis alat yang digunakan adalah Terbangan (Adhro) untuk mengiringi langkah dan gerakan tarian kuntau.
Kuntau Semende adalah seni beladiri tradisional masyarakat suku Semende (Semendo) yang ada di Kecamatan Way Tenong, kabupaten Lampung Barat. Atraksi para pendekar beladiri kuntau kerap ditampilkan pada acara perkawinan, hajatan maupun hari-hari besar, dimana dalam atraksi ini menarik perhatian dan sangat menghibur masyarakat sekitar. Tak segan warga memberikan saweran berupa uang kepada para pendekar kuntau saat dalam atraksi.
“Ini hanya hiburan untuk acara perkawinan, sekaligus upaya melestarikan seni budaya daerah,”ujar Sahlan Fikri saat di konfirmasi Media di lokasi. Minggu (19/1/2025)
Menurutnya di Kecamatan Way Tenong ini juga terdapat sejumlah perguruan kuntau dengan jumlah pendekar ratusan orang dimana sebagian besar adalah generasi muda.
“Hingga kini beladiri yang mirip perpaduan kungfu dan pencak silat ini masih sering di tampilkan di Pekon Sukananti, khususnya di kecamatan Way Tenong. Kuntau juga mempunyai beragam jurus, mulai dari tangan kosong, hingga menggunakan senjata tajam, seperti Pisau due (Golok kembar) pisau Satu (golok satu) lading dua, cabang, dan Tembung (Toya),”jelasnya.
Sementara itu Salah Satu Guru Kuntau Semende Hepni mengungkapkan, di dalam Kuntau Semende sendiri juga memiliki gerakan khusus dan juga khas. Teknik yang harus dikuasai oleh para pekuntau adalah gerak dasar, yaitu langkah Titi batang, dan selimput, jika murid-murid yang belajar kuntau sudah menguasai teknik itu, langkah dan gerakan lainnya bisa kita lakukan.
“Latihan atau belajar kuntau tidak memerlukan waktu yang lama, cukup satu bulan atau 40 hari, para pendekar kuntau sudah bisa menguasai teknik jurus-jurus yang telah di turunkan (ajarkan) oleh guru,”ungkapnya.
Kuntau Semende atau kuntau yang saya turunkan kepada murid-murid yang belajar kuntau ini, memiliki tokoh besar dan tentunya para guru besar tersebut umumnya mengetahui ilmu serta kebijaksanaan mereka dalam mengajarkan ilmu-ilmu di dalam Kuntau.
Dalam Kuntau, tokoh guru besar kami adalah Almarhum Burhanan Bin Isman, beliau lah yang dulu melestarikan kuntau itu di Pekon Pahayu, Pagar Dewa termasuk di Way Tenong, Pekon Padang Tambak, Sukaraja, Sukananti dan sekitarnya. Berkat Almarhum lah hingga kini Kuntau terus lestari,”tandasnya. (Kodri)