Lampung Barat, KabarSejagat.com – Tim Pendamping Desa, bersama Ketua Lembaga Himpun Pekon (LHP) turun langsung ke pemangku Margajadi, Pekon Sukaraja, kecamatan Way Tenong, kabupaten Lampung Barat, untuk melaksanakan Monitoring dan Evaluasi Pembangunan Rabat Beton dan saluran Drainase. Selasa (11/6/2024)
Bersama-sama tim dari kecamatan, LHP, dan aparatur Pekon Sukaraja, melakukan monitoring dan evaluasi terhadap jalannya pembangunan Rabat Beton dan Drainase. Kegiatan Monev ini dimulai dengan pemeriksaan kelengkapan SPJ dan pajak pembangunan, dan dilanjutkan dengan pengecekan langsung ke lokasi pembangunan.
Dijelaskan Pendamping Desa Andi Irawan Saputra, pembangunan Rabat Beton dan Drainase ini didanai oleh Dana Desa (DD( tahap pertama tahun 2024, dengan ukuran 134 M kali 2,5 M, kali 0,15 Cm, untuk Rabat Beton, sedangkan Drainase dengan ukuran 63 M kali 0,5 M, dan pembangunan tersebut sudah selesai sesuai dengan waktunya.
“Tujuan monitoring pembangunan ini adalah untuk pengecekan perkembangan pekerjaan,dan untuk lakukan evaluasi atas pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan,”terangnya
Lebih lanjut, Andi mengatakan monitoring ini perlu dilakukan untuk memantau secara langsung proses pekerjaan yang dilaksanakan, juga untuk lakukan evaluasi terhadap pembangunan agar semakin baik ke depannya.
“Kegiatan monitoring ini adalah salah satu bentuk dukungan kita terhadap pembangunan yang dilaksanakan pemerintah Pekon, kita laksanakan Monev dan kita berikan koreksi untuk perbaikan-perbaikan kedepannya, agar setiap pembangunan di pekon dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,”Katanya.
Sementara ketua LHP Samsul Edwar mendampingi Pejabat (PJ) Peratin Pekon Sukaraja Warno.S.E., mengungkapkan, pembangunan atau peningkatan kualitas jalan diharapkan lebih mempermudah akses masyarakat. Tidak itu saja keberadaan jalan tersebut yang kualitasnya ditinggalkan, tentunya berdampak positif bagi pergerakan ekonomi masyarakat setempat.
“Harapan kita, berdampak positif dari peningkatan kualitas jalan tersebut. Terlebih bagi petani, tentunya mempermudah akses hasil petani dalam proses produksi dan distribusi,” pungkasnya. (Kodri)