Ketua TP-PKK Pesisir Barat Buka Kegiatan Pembinaan Pengurus TP-PKK Kecamatan Ngaras

Redaksi

Pesisir Barat, KabarSejagat.com – Ketua Tim Penggerak-Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kabupaten Pesisir Barat (Pesibar), Septi Istiqlal, membuka kegiatan pembinaan TP-PKK kecamatan dan pekon se-Kecamatan Ngaras dalam rangka percepatan penurunan angka stunting di Pesibar, di Halaman Kecamatan Ngaras, Rabu (11/10/2023).

Kegiatan tersebut itu dihadiri Plt. Sekda, Drs. Jon Edwar, M.Pd., Ketua I TP-PKK Pesibar, Yulnawati Zulqoini, Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Pesibar, L. Liastuti, S.Pd., M.M., para kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Pesibar, jajaran pengurus TP-PKK Pesibar, dan peratin se-Kecamatan Ngaras.

Plt. Sekda Jon Edwar mengatakan bahwa Pemkab Pesibar hingga saat ini sangat serius melakukan berbagai upaya dalam rangka penurunan angka stunting dan meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat Pesibar. “Oleh karena itu kegiatan pembinaan yang dikawal langsung oleh para OPD terkat, tentu diharapkan dapat diikuti oleh pengurus TP-PKK kecamatan dan pekon dengan maksimal, sehingga kita bisa menjadi pelopor untuk menjadikan daerah kita sebagai kabupaten yang sehat dan sejahtera,” ungkap Plt.Sekda

“Persoalan stunting adalah persoalan serius yang harus ditangani, karena stunting bisa menjadi salah satu pengham bat majunya Pesibar kedepannya ditangan generasi muda Pesibar,” jelasnya.

Sementara Ketua TP-PKK Pesibar, Septi Istiqlal mengatakan stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh buruknya aspek gizi anak dalam jangka waktu yang cukup lama, sehingga menyebabkan kondisi gagal tumbuh pada anak yang mengakibatkan tinggi dan panjang badan anak yang tidak sesuai dengan umur.”Dampaknya anak terlihat jauh lebih pendek dari pada teman-teman seusianya,” terang Ketua TP-PKK.

Dijelaskannya, komitmen pemerintah saat ini adalah menempatkan stunting sebagai suatu permasalahan besar yang harus segera diselesaikan. Hal itu dikarenakan stunting merupakan suatu permasalahan yang menimbulkan efek ja ngka pendek serta jangka panjang, seperti menghambat pertumbuhan syaraf, kognitif, motorik, bahasa, resiko obesitas, gangguan pisikis, reproduksi, dan produktivitas.

“Permasalahan stunting merupakan prioritas nasional yang harus diselesaikan. Presiden Joko Widodo menargetkan angka prevalensi turun menjadi 14 persen pada Tahun 2024 mendatang. Dimana berada diatur dibawah standar WHO (20 persen) dan Tahun 2030 Indonesia bebas stunting. Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) Tahun 2021 angka stunting di Indonesia mencapai 24,4 persen atau sekitar 5,33 juta balita,” paparnya.

Redaksi