Tanggamus, KabarSejagat.com –
(PETA) gelar pameran lukisan bertajuk “Menembus Isolasi Tanggamus” di Gedung Serba Guna Pekon Gisting, Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus, Lampung.
Pameran lukisan yang rencana akan digelar dari Rabu (15/5/2024) sampai Selasa (21/5/2024) memajang kurang lebih 60 lukisan karya dari Nurbaito, Ongky Sanjaya, Rudi Ndho Boy, Jefri Santoso, Lukas Juwahir dan Ikem Suciati, yang merupakan pelukis-pelukis asli Tanggamus.
Menurut Ketua Sanggar PETA Nurbaito, pameran tersebut bertujuan untuk memperingati hari pendidikan. Selain itu juga sebagai wujud rasa keprihatinan akan nasib para pegiat seni rupa di Kabupaten Tanggamus.
“Selama ini, nasib para pegiat seni rupa di Kabupaten Tanggamus seakan-akan terabaikan oleh ekosistem dan infrastruktur yang ada di Tanggamus,” kata Nurbaito, Kamis (16/5/2024).
Nurbaito mengaku, PETA kerap kali diundang untuk menjadi narasumber dan juri perlombaan seni rupa di tingkat kecamatan.
“Selain itu Peta juga kerap kali bekerjasama dengan para seniman di Taman Budaya serta Dewan Kesenian Lampung. PETA juga kerap kali bekerjasama dengan para seniman di Taman Budaya serta Dewan Kesenian Lampung. Namun ironisnya, di Kabupaten Tanggamus seolah-olah kami terisolasi,” ucap Nurbianto.
Nurbianto yang merupakan sosok terkenal dalam dunia seni di Kabupaten Tanggamus itu sudah kerap kali memamerkan karyanya di beberapa kota besar seperti Jakarta, Yogyakarta, Jambi dan banyak lagi kota-kota lainnya. Selain itu, Nurbianto sendiri pernah mewakili Provinsi Lampung dalam kegiatan Pameran Seni Rupa Nusantara (PSRN) di Galeri Nasional, Jakarta.
“Dengan pameran lukisan ini Sanggar PETA bertekad menggelar pameran ini, untuk merubuhkan tembok isolasi yang didirikan oleh pemerintah Kabupaten Tanggamus. Dengan pameran ini kami ingin unjuk kebolehan meretas isolasi dan berharap bisa menembus birokrasi baik dinas maupun pemangku kesenian di Kabupaten Tanggamus,” harapnya.
Lebih lanjut Nurbaito juga berharap agar Pemkab Tanggamus kedepannya dapat menginisiasi dan memfasilitasi pamer seni rupa untuk dikemudian hari.
“Mereka seharusnya mengapresiasi kiprah kami di dunia seni rupa yang membawa nama harum Tanggamus,” pungkasnya. (Agus)