Lampung Barat, KabarSejagat.com – Pengendara kendaraan roda empat (R4) atau yang bermuatan berat mesti hati-hati saat melintas di ruas jalan provinsi tepatnya tanjakan dari Kecamatan Sumberjaya, Kabu paten Lampung Barat menuju Kecamatan Kebun Tebu.
Pasalnya di dua titik, titik jalur sepanjang lebih kurang satu kilometer tetsebut, yakni pertama badan jalan menglami amblas sehingga membahayakan kendaraan yang melintas. Kemudian titik kedua meksi sepintas pandang tidak terjadi apa-apa dan hanya tanda (plang) peringatan jalan longsor. Namun ternyata tepat dibawah dasar aspal kosong dan membentuk goa.
Dari pantauan media ini di lokasi hal itu, karena di titik tersebut merupakan gorong-gorong aliran air dari tebing cadas gunung Hutan Lindung (HL) Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) dan tergerus sehingga mengikis material tanah di dasar badan jalan.
Beruntung saat ini di titik lubang tersebut telah dipasang plang peringatan bahaya dan di sekeliling lubang jalan telah di bentengi karung berisikan tanah.
Kondisi tersebut tentunya harus jadi perhatian pemerintah setempat untuk dapat memberikan informasi kepada pihak berkompeten untuk dapat melakukan penanganan agar tidak terjadi ambruknya badan jalan hingga menyebabkan akses putus.
Sebab dengan aktifnya lalu lintas (lalin) juga akan memicu kerusakan lebih cepat akibat tekanan beban dan getaran dari gerakan kendaraan.
Kusnen salah satu pelintas berharap kerusakan badan jalan yang berpotensi membahayakan seperti itu untuk diberikan penanganan cepat baik secara kedaruratan maupun permanen. Sebagai langkah antisipasi.
Karena provinsi bahaya sangat luar biasa apalagi saat kendaraan berpapasan ataupun juga yang bermuatan berat seperti truk atau fuso pengangkut kopi.
“Dampak lainnya jika badan jalan ini amblas akan menyulitkan warga khususnya Kecamatan Kebuntebu, jika hendak keluar harus melalui Kecamatan Gedung Surian dan Air Hitam lalu tembus di Kecamatan Way Tenong, karena itu sebelum itu terjadi lebih baik melakukan tindakan pencegahan dini. Apa lagi sekarang ini intensitas hujan cukup tinggi dan menjadi pemicu utama gerusan air di bawah aspal,” imbuh dia. (Kodri)