Lampung Barat, KabarSejagat.com – Harga kopi di tingkat petani Kabupaten Lampung Barat naik sekitar 300 persen, yakni dari Rp23.500 hingga Rp27.500 per kilogram menjadi Rp73.000 hingga Rp80.000 per kilogram.
“Harga kopi naik hingga 300 persen jika di bandingkan dengan harga jual kopi di tahun 2021-2022,” kata DPK APDESI Kecamatan Air Hitam Husain.
Menurut dia harga jual kopi ditentukan oleh kualitas, jika kopi petik campur atau sering disebut dengan kopi kualitas asalan harga jual Rp73.000, namun jika petiknya sudah merah semua maka harga bisa di atas Rp 80.000 per kilogram.
“Harga tersebut belum disortir, kalau sudah disortir, yang jelek dan pecah sudah dipisah maka harga bisa lebih dari itu,” katanya.
Ia menjelaskan, meningkatnya kualitas kopi memang tidak hanya tergantung dari proses pascapanen saja, namun juga tergantung dari perawatan dan pemilihan benih kopi yang teliti, sehingga selain kualitas juga akan meningkatkan kuantitas saat panen raya.
Husain juga menyampaikan, selama ini petani kopi robusta di wilayahnya sudah mulai memperhatikan budidaya, dengan budidaya dan pemilihan benih yang bagus maka akan berimbas pada kualitas dan kuantitas kopi.
“Alhamdulillah dengan budidaya yang sudah lakukan dengan baik, perkiraan tahun ini ada peningkatan produksi sampai dengan 30 persen,” katanya.
Ia menuturkan dengan budidaya yang baik maka dalam satu pohon kopi bisa menghasilkan sebanyak 10 kilogram kopi basah (kopi gelondong), bahkan bisa lebih manakala kondisi tanah, perawatan dan pemupukan dilakukan secara berkelanjutan.
Peratin Pekon Sumber Alam Husain menghimbau, agar petani kopi di Lampung Barat tetap memper tahankan kualitas kopi, selama ini kopi Lampung Barat dikenal sebagai kopi yang mempunyai kualitas terbaik.
“Harus dipertahankan, jangan sampai karena harga jual kopi saat ini mahal, petani tidak lagi peduli dengan kualitas kopinya,” Alhamdulillah, kopi mahal berdampak positif juga bagi pedagang lainnya, karena petani berbelanja terutama kebutuhan pokok dan juga kebutuhan sekunder, petani makmur, pedagang juga ikut makmur,” katanya.
Ia menyampaikan, masa panen raya kopi robusta cukup panjang, karena petani harus menunggu kopi merah untuk dipanen. Maka dari itu antara petani dan pedagang, pengepul sama-sama menjaga kualitas kopi robusta di Lampung Barat dengan kualitas yang bagus, agar harga kopi makin mahal. (Kodri)